Rabu, 29 Februari 2012

Serunya memburu tiket (Promo)



Sepertinya fenomena menjadi pemburu tiket murah sudah menjadi kebiasaan bagi kita. Khususnya yang suka jalan-jalan dengan pesawat dengan harga murah. Kini membeli tiket pesawat sudah tidak sesulit dahulu, hanya bermodalkan komputer yang terhubung internet, kita sudah bisa membeli tiket.

Dahulu pikiran saya masih agak tertinggal di dalam memandang tiket murah. Karena ada kekhawatiran keamanan dan keselamatan, tentang perjalanan dengan biaya yang kurang masuk akal tersebut. Kekhawatiran itu lambat laun menghilang, seiring pengetahuan saya jika melakukan promo tiket hanyalah bagian dari strategi marketing.

Pemberian harga promo itu dirasa cukup cerdas, karena bisa menjaring konsumen berbarengan dengan adanya publikasi tentang maskapai yang bersangkutan. Pengetahuan yang didapat tidak terlepas dari adanya keinginan, untuk mengunjungi berbagai tempat dengan harga yang terjangkau. Hingga saya merasakan bagaimana kesabaran dan ketepatan diuji, ketika mencari2 tiket yang berstatus "Siapa cepat dia dapat..."

Saya mulai tertarik dan ikut gabung menjadi pemburu tiket, cukup sering mengunjungi situs online maskapai Air Asia pada jelang akhir 2010. Kala itu saya belum mengetahui benar bagaimana sistemnya, tetapi pada saat itu sedang promo akhir tahun dan mulai berniat untuk pergi ke tempat tertentu bersama teman. Belakangan diketahui ternyata untuk tiket promo besar tanggal keberangkatannya itu masih panjang, beberapa bulan kemudian, serta ada pula yang untuk setahun kemudian.

Saya banyak melakukan simulasi agar bisa menggunakannya, sampai berhasil bagaimana mendapat harga yang minimum. Ternyata terdapat biaya lain seperi pilih kursi, asuransi yang tidak masalah jika tidak dipilih. Bersamaan itu baru mengetahui jika membeli tiket yang berangkat dari luar negeri, ternyata harganya sudah termasuk airport tax. (di ASEAN hanya Indonesia dan Filipina saja yang airport tax-nya dibayar manual) :D

Kesempatan kedua hadir pada promo awal tahun Air Asia Februari 2011, di mana pada saat itu saya mulai siap untuk benar2 menjadi pemburu sebenarnya. Langsung menembak tiket alias booking dan beli pada saat itu. Karena masih agak was2 mengenai penggunaan kartu kredit di internet, ditambah belum memilikinya dan akan sangat ribet jika meminjam punya orang, maka saya mengandalkan sistem pembayaran melalui internet banking, sejenis fasilitas yang disediakan bank tertentu, untuk mendebit dana dari rekening langsung melalui internet.

Pembelian tiket perdana saya akhirnya berhasil, dengan tujuan Jakarta-Kuala Lumpur PP dengan harga 225rb seorang diri, sudah termasuk airport tax pulang. Di sini lumayan tidak menyangka saya sudah memiliki tiket keluar negeri dengan mudah. Pembelian dilakukan untuk keberangkatan Desember 2011, alias 10 bulan kemudian. :D

Saya jadi mulai kecanduan menjadi pemburu, karena tidak lama setelah itu akhir Maret 2011 terdapat promo low fares (harga rendah) Air Asia. Membeli tiket Jakarta-Bali 260rb PP untuk keberangkatan 4-5 bulan kemudian, untuk kali ini saya berdua bersama satu teman.

Promo low fares Air Asia kembali hadir pada awal Mei 2011, namun untuk kesempatan saat itu dan seterusnya ada biaya tambahan, karena dikenakan uang "bensin" (fuel surcharge) untuk seluruh penerbangan mancanegara, karena untuk domestik masih bebas biaya tersebut.

Kembali saya tergoda untuk membeli rute lain, karena berpikir pada saat keluar negeri nanti inginnya menjelajahi banyak tempat sekaligus. Sekali jalan biar puas dan tidak penasaran lagi. Jadi saya menambah rute perjalanan dengan membeli tiket Jakarta-Penang 195rb, serta Phuket-Kuala Lumpur dalam mata uang Bath Thailand, kalau dirupiahkan sekitar 450rb. (ini sudah termasuk airport tax)

Sebelum adanya promo, saya sudah berencana untuk menghampiri Phuket yang namanya cukup terkenal, sehingga terlebih dahulu mempersiapkan alat pembayaran lain. Booking online dengan internet banking hanya untuk rute domestik, atau rute mancanegara tapi dengan keberangkatan dari wilayah Indonesia, karena masih menggunakan mata uang Rupiah. Agak beda dengan kartu kredit, karena bisa membayar dengan mata uang lain, dengan rute keberangkatan dari luar negeri.

Dengan penambahan rute tersebut, maka saya sengaja tidak memakai tiket pergi yang telah miliki sebelumnya. Tapi tetap memakai tiket pulangnya, dari Kuala Lumpur-Jakarta yang di dalamnya sudah berikut airport tax.

Tidak berhenti sampai di sana masih di bulan yang sama akhir Mei 2011. Air Asia kembali mengadakan promo besar lagi. Kali ini saya hendak mendatangi tempat yang kurang ramai, namun menarik yaitu Langkawi Malaysia. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah wisata SkyBridge, jembatan di atas bukit yang sangat menantang.

Kesempatan kali ini saya booking tiket Jakarta-Kuala Lumpur PP sebesar 100rb, termasuk airport tax pulang. (jadinya ini rekor tiket termurah Jakarta-Kuala Lumpur hanya 10rb). Kemudian dilanjutkan dengan tiket Kuala Lumpur-Langkawi PP sebesar 90rb, seluruhnya untuk keberangkatan akhir April 2012, alias hampir setahun kemudian, bertiga sama teman di perjalanan Malaysia. Meski tanggalnya masih belum tiba sampai tulisan ini dibuat, tapi oleh karena sikon, kemungkinan saya akan cancel, alias tidak jadi mempertimbangkan beberapa hal. (kronologis menyusul)

Cerita berlanjut pada pertengahan Juni 2011, saya sempat membeli tiket Air Asia promo low fares (harga rendah) Yogyakarta-Jakarta sebesar 120rb. Rencana berdua bersama adik karena berencana pulang dari Dieng via Jogja, menjadi tiket yang paling pendek jangka waktunya yaitu sebulan sebelum keberangkatan. Tapi di hari H tidak terlaksana karena sikon, sehingga tidak terpakai dan langsung gerak cepat, kembali membeli tiket normal harga promo sebesar 140rb, untuk keberangkatan bulan Agustus 2011 sebulan kemudian.

Jadi setiap maskapai normalnya menyediakan harga reguler dan promo, tetapi untuk masa2 tertentu pihak maskapai melakukan promo khusus. Jangka waktu keberangkatan masih panjang, tapi dengan harga tiket di bawah harga promo normal. Di saat yang bersamaan pula Air Asia lagi2 promo besar, tetapi untuk keberangkatan tahun 2012, jadilah saya mencari2 rute yang mungkin dapat di tembak. Tidak serta merta tentunya tiap kali promo besar langsung beli, lihat2 rute dan harga juga tentunya.

Ternyata pilihan jatuh kepada rute Jakarta-Bali PP sebesar 60rb, untuk keberangkatan Maret 2012 seorang diri. Di promo tersebut saya juga sempat iseng2 beli tiket Yogyakarta-Jakarta untuk Februari 2012, karena cuma 30rb untuk mengantisipasi jika ingin ke Dieng pada musim penghujan. Berencana merayakan ultah di sana, tetapi tidak terpakai tiketnya, alias tidak jadi berangkat. :D

Saya kembali menjadi pemburu, alias jadi korban promo pada bulan September 2011, di mana saat itu saya hendak memaksimalkan rute Air Asia. Membeli tiket Jakarta -Yogjakarta sebesar 50rb dan tiket Bali-Jakarta sebesar 100rb, untuk keberangkatan nyaris setahun kemudian yaitu Agustus 2012. Hal tersebut untuk mengakali niat ke daerah Malang-Bromo-Ijen, titik lokasi yang terletak di Jawa Timur, karena Air Asia sudah tidak membuka rute Jakarta-Surabay, jadi berencana menyicil perjalanan ke Jogja dahulu. 

Berencana transit di Surabaya ini, saya juga kadang melirik maskapai lain yaitu Citilink, maskapai yang harganya juga cukup low cost, meski promo-nya belum seberani Air Asia.

Promo awal tahun Air Asia di Februari 2012 ini kembali menggoda, tetapi nampaknya saya sudah tidak terlalu penasaran. Justru gara2 iseng buka2 situsnya saya jadi tertarik untuk mengunjungi Ha Long Bay, terletak di kota Hanoi Vietnam. Kemudian sambil mencari celah juga untuk mengunjungi Siem Reap di Kamboja, serta Chiang Rai di utara Thailand. :D

Ternyata tidak pakai lama Citilink juga membuka promo mulai hari ini, saya mengetahuinya di koran kemarin (28/02), bisa dibeli mulai hari ini. Saya agak jarang mengecek website Citilink, sempat menunggu sampai pukul 00.00 tetapi harganya masih normal. Jadi tinggal tidur sampai terbangun jam 4 pagi, nyalakan komputer dan dicek juga belum berubah, lanjut tidur lagi. :D

Baru paginya bangun dan cek, ternyata info dari Facebook Citilink, tertulis status promo baru dimulai pukul 7 pagi. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, jadi banyak yang menunggu mungkin, strategi marketing menurut saya. Beda dengan Air Asia yang ada jam mulainya, tetapi susah diakses ketika penjualan promo dimulai. 

Karena pas lihat itu beberapa menit lagi ke pukul 7 pagi, langsung saya siap2. Ketika waktunya start langsung berulang kali membuka harga, ketika berubah sesuai harga promo langsung saya membeli tiket Jakarta-Surabaya, sebesar 79rb untuk keberangkatan Agustus 2012. Melengkapi rencana perjalanan Bromo saya, hingga kemungkinan tidak akan memakai tiket Jakarta-Yogyasebelumnya.

Ternyata beberapa jam kemudian website Citilink susah diakses, lebih parah dari Air Asia, sama saja pikir saya. Bedanya kalau di AA masuk ke waiting room sampai bosan, maka Citilink ini nge-loading terus, tidak apalah namanya juga jadi pemburu tiket murah, siapa yang beruntung dia yang dapat. :p

Meski dirasa seperti tidak penting membuang waktu, karena tanggal keberangkatan yang masih panjang, tetapi ada kenimatan tersendiri ketika berhasil mendapatkan tiket murah tersebut. Selain lebih hemat ya bisa prepare, karena saya lebih senang menjalankan perjalanan sedang panjang, dari pada perjalanan pendek yang hanya beberapa hari saja dan PP di satu titik. Jika masih di dekat wilayah JaBoDeTaBek-Dung, barulah tidak perlu mengenal istilah booking2an, tinggal langsung berangkat lewat darat. :D